Sabtu, 29 Oktober 2016

Contoh Metode Penelitian Kawasan Agropolitan

Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah


1.1 Latar Belakang
Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta kemiskinan di perdesaan telah mendorong upaya-upaya pembangungan di kawasan perdesaan. Pendekatan pengembangan kawasan perdesaan seringkali dipisahkan dari kawasan perkotaan, dari permasalahan adanya ketimpangan pembangunan wilayah antara kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah perdesaan sebagai pusat kegiatan pertanian yang tertinggal. Proses interaksi kedua wilayah selama ini secara fungsional ada dalam posisi saling memperlemah. Wilayah perdesaan dengan kegiatan utama sektor primer, khususnya pertanian, mengalami produktivitas yang selalu menurun akibat beberapa permasalahan. Di sisi lain wilayah perkotaan sebagai tujuan pasar dan pusat pertumbuhan menerima beban berlebih sehingga munculah ketidaknyamanan karena permasalahan-permasalahan sosial dan lingkungan. Pengembangan kawasan agropolitan dapat dijadikan sebagai alternatif solusi dalam pengembangan kawasan perdesaan tanpa melupakan kawasan perkotaan.
Salah satu ide pendekatan pengembangan perdesaan yang dikemukakan adalah mewujudkan kemandirian pembangunan perdesaan yang didasarkan pada potensi wilayah desa itu sendirl, dimana keterkaitan dengan perekonomian kota harus bisa diminimalkan. Berkaitan dengan ide inilah Friedman dan Douglass (1975), menyarankan suatu bentuk pendekatan agropolitan sebagai aktivitas pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah perdesaan dengan jumlah penduduk antara 50.000 sampai 150.000 orang. Agropolitan menjadi relevan dengan wilayah perdesaan karena pada umumnya sektor pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam memang merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat perdesaan. Otoritas perencanaan dan pengambilan keputusan akan didesentralisasikan sehingga masyarakat yang tinggal di perdesaan akan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekembangan dan pembangunan daerahnya sendiri.
Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang terbatas, sehingga sangat diperlukan upaya pemanfaatan lahan secara optimal. Dari luas wilayah provinsi 1.978.870 ha, hanya 1.000.913 ha (51,58%) yang dapat digolongkan sebagai kawasan budidaya. Selebihnya merupakan kawasan hutan dengan topografi bergelombang hingga berbukit/bergunung, sehingga banyak terdapat pengembangan usaha pertanian. Terfokus pada Kabupaten Bengkulu Tengah, sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar pada PDRB, rata-rata sumbangan sektor pertanian kepada PDRB mencapai 40,3%. Di samping sebagai penyumbang terbesar pada PDRB, sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam hal penyerapan angkatan kerja. Meskipun demikian, sektor pertanian di Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami beberapa tantangan. Secara perlahan, terdapat penurunan sumbangan sektor pertanian kepada PDRB. Hal ini tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Sebagian besar, produk yang hasilkan petani dijual begitu saja sebagai bahan mentah. Produk-produk pertanian itu belum dimanfaatkan secara lebih baik menjadi produk-produk olahan, baik setengah jadi maupun jadi. Infrastruktur transportasi di wilayah di Kabupaten Bengkulu Tengah masih belum memadai dan masih Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum memenuhi standar dan kehidupan layak (ditandai tingginya tingkat kemiskinan, 45% rumah tangga miskin adalah penerima raskin, juga belum ditunjang oleh sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan yang layak). Melalui pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah, diharapkan terjadi interaksi yang kuat antara pusat kawasan agropolitan dengan wilayah produksi pertanian dalam sistem kawasan agropolitan. Penetapan kawasan agropolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas perkembangan agribisnis yang ada di setiap daerah.


1.2 Rumusan Masalah
Kabupaten Bengkulu Tengah sebagai Kabupaten pemekaran baru tentunya masih memiliki banyak kekurangan dari berbagai aspek, baik dari segi ekonomi dan Sosial maupun infrastruktur. Sebagai kabupaten dengan sebagian besar kawasan hutan yang dapat dikembangkan usaha pertaniannya, Kabupaten Bengkulu Tengah masih memiliki masalah mengenai revitalisasi sektor pertanian.
Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan (tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di Pemerintah Daerah dan masyarakat) di kawasan agropolitan.
Terdapat banyak issue dan permasalahan pokok sekaligus tantangan yang harus diatasi dalam kaitannya dengan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah. Untuk menyimpulkannya diperlukan analisis pengaruh dan konsep agropolitan dengan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Mengapa perlu adanya pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah?
  2. Apa saja issue dan permasalahan dalam pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Bengkulu Tengah?
  3. Apa alternatif solusi dalam pengembangan kawasan pedesaan di Kabupaten Bengkulu Tengah tanpa melupakan kawasan perkotaan?



Daftar Pustaka

Suroyo, T. Bambang dan Handayani Wiwandari. 2014. Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bandung. ITB: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 25 Nomor 3.
Adisasmita, Rahardjo. 2014. Pertumbuhan Wilayah dan Wilayah Pertumbuhan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hamdan. 2013. Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Skala 1:50.000. Bengkulu.
Djakapermana, D. Ruchyat. 2003. Pengembangan Kawasan Agropolitan Dalam Rangka Pengembangan Wilayah Berbasis Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Rtrwn). Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia.
Bab IV Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah http://bengkulutengahkab.go.id/d/bab4.pdf  download 12.23, 19/10/2016.
Bab X Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah http://bengkulutengahkab.go.id/d/bab4.pdf  download 12.23, 19/10/2016.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar