Pengembangan Kawasan Agropolitan di
Kabupaten Bengkulu Tengah
1.1 Latar Belakang
Kesenjangan
antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta kemiskinan di perdesaan telah
mendorong upaya-upaya pembangungan di kawasan perdesaan. Pendekatan
pengembangan kawasan perdesaan seringkali dipisahkan dari kawasan perkotaan, dari
permasalahan adanya ketimpangan pembangunan wilayah antara kota sebagai pusat
kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah perdesaan sebagai pusat
kegiatan pertanian yang tertinggal. Proses interaksi kedua wilayah selama ini
secara fungsional ada dalam posisi saling memperlemah. Wilayah perdesaan dengan
kegiatan utama sektor primer, khususnya pertanian, mengalami produktivitas yang
selalu menurun akibat beberapa permasalahan. Di sisi lain wilayah perkotaan
sebagai tujuan pasar dan pusat pertumbuhan menerima beban berlebih sehingga
munculah ketidaknyamanan karena permasalahan-permasalahan sosial dan lingkungan.
Pengembangan kawasan agropolitan dapat dijadikan sebagai alternatif solusi
dalam pengembangan kawasan perdesaan tanpa melupakan kawasan perkotaan.
Salah satu ide pendekatan pengembangan
perdesaan yang dikemukakan adalah mewujudkan kemandirian pembangunan perdesaan
yang didasarkan pada potensi wilayah desa itu sendirl, dimana keterkaitan
dengan perekonomian kota harus bisa diminimalkan. Berkaitan dengan ide inilah
Friedman dan Douglass (1975), menyarankan suatu bentuk pendekatan agropolitan
sebagai aktivitas pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah perdesaan dengan
jumlah penduduk antara 50.000 sampai 150.000 orang. Agropolitan menjadi relevan
dengan wilayah perdesaan karena pada umumnya sektor pertanian dan pengelolaan
sumberdaya alam memang merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar
masyarakat perdesaan. Otoritas perencanaan dan pengambilan keputusan akan
didesentralisasikan sehingga masyarakat yang tinggal di perdesaan akan
mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekembangan dan pembangunan daerahnya
sendiri.
Provinsi
Bengkulu memiliki potensi sumberdaya alam yang terbatas, sehingga sangat
diperlukan upaya pemanfaatan lahan secara optimal. Dari luas wilayah provinsi
1.978.870 ha, hanya 1.000.913 ha (51,58%) yang dapat digolongkan sebagai
kawasan budidaya. Selebihnya merupakan kawasan hutan dengan topografi
bergelombang hingga berbukit/bergunung, sehingga banyak terdapat pengembangan
usaha pertanian. Terfokus pada Kabupaten Bengkulu Tengah, sektor pertanian
menjadi penyumbang terbesar pada PDRB, rata-rata sumbangan sektor pertanian
kepada PDRB mencapai 40,3%. Di
samping sebagai penyumbang terbesar pada PDRB, sektor pertanian merupakan
penyumbang terbesar dalam hal penyerapan angkatan kerja. Meskipun demikian,
sektor pertanian di Kabupaten Bengkulu Tengah mengalami beberapa tantangan.
Secara perlahan, terdapat penurunan sumbangan sektor pertanian kepada PDRB. Hal
ini tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Sebagian
besar, produk yang hasilkan petani dijual begitu saja sebagai bahan mentah.
Produk-produk pertanian itu belum dimanfaatkan secara lebih baik menjadi
produk-produk olahan, baik setengah jadi maupun jadi. Infrastruktur
transportasi di wilayah di Kabupaten Bengkulu Tengah masih belum memadai dan
masih Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang belum memenuhi standar dan kehidupan layak (ditandai tingginya
tingkat kemiskinan, 45% rumah tangga miskin adalah penerima raskin, juga belum
ditunjang oleh sektor pendidikan dan pelayanan kesehatan yang layak). Melalui
pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah, diharapkan
terjadi interaksi yang kuat antara pusat kawasan agropolitan dengan wilayah
produksi pertanian dalam sistem kawasan agropolitan. Penetapan kawasan
agropolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan memperhatikan realitas
perkembangan agribisnis yang ada di setiap daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Kabupaten
Bengkulu Tengah sebagai Kabupaten pemekaran baru tentunya masih memiliki banyak
kekurangan dari berbagai aspek, baik dari segi ekonomi dan Sosial maupun
infrastruktur. Sebagai kabupaten dengan sebagian besar kawasan hutan yang dapat
dikembangkan usaha pertaniannya, Kabupaten Bengkulu Tengah masih memiliki
masalah mengenai revitalisasi sektor pertanian.
Pengembangan
kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah adalah untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah
dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem
dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan
(tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di Pemerintah
Daerah dan masyarakat) di kawasan agropolitan.
Terdapat
banyak issue dan permasalahan pokok sekaligus tantangan yang harus diatasi
dalam kaitannya dengan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu
Tengah. Untuk menyimpulkannya diperlukan analisis pengaruh dan konsep
agropolitan dengan rumusan masalah sebagai berikut:
- Mengapa perlu adanya pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah?
- Apa saja issue dan permasalahan dalam pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Bengkulu Tengah?
- Apa alternatif solusi dalam pengembangan kawasan pedesaan di Kabupaten Bengkulu Tengah tanpa melupakan kawasan perkotaan?
Daftar Pustaka
Suroyo,
T. Bambang dan Handayani Wiwandari. 2014. Pengembangan
Kawasan Agropolitan di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bandung. ITB: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 25 Nomor 3.
Adisasmita,
Rahardjo. 2014. Pertumbuhan Wilayah dan
Wilayah Pertumbuhan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hamdan.
2013. Peta Pewilayahan Komoditas
Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Skala 1:50.000. Bengkulu.
Djakapermana,
D. Ruchyat. 2003. Pengembangan Kawasan
Agropolitan Dalam Rangka Pengembangan Wilayah Berbasis Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Rtrwn). Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia.
Bab
IV Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah http://bengkulutengahkab.go.id/d/bab4.pdf
download 12.23, 19/10/2016.
Bab
X Rancangan RPJMD 2012-2017 Kab. Bengkulu Tengah http://bengkulutengahkab.go.id/d/bab4.pdf download 12.23, 19/10/2016.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar